Perempuan Berdaya secara Seksual Bermula dari Pendidikan Kespro & Seksualitas

Perempuan Berdaya secara Seksual Bermula dari Pendidikan Kespro & Seksualitas

Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar tentang pendidikan seksual? Ketika kita mendengar pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi (Kespro), masyarakat pada umumnya baik-baik saja. Tidak begitu banyak kontroversi, bahkan pada umumnya turut mendukung dan mengampanyekan pentingnya pendidikan atau edukasi Kespro. Tapi, ketika kita menyebutkan pentingnya edukasi seks, pada umumnya masyarakat antipati, seakan tabu membicarakan edukasi seks akan selalu dipertahankan sebagai hal yang dibicarakan di wilayah privat saja. Bahkan, sebagian orang berpikir bahwa edukasi seks sama dengan tutorial aktivitas seksual. Tentu saja, ini menyesatkan. 

Tahu kah kamu? Edukasi Kespro dan seksualitas itu bagaikan dua sejoli yang tak bisa dipisahkan begitu saja. Edukasi dua sejoli ini pun penting disampaikan secara komprehensif dan diajarkan sejak dini. Komunitas Perempuan Berkisah rasanya tak pernah ada habisnya menerima sejumlah kasus bagaimana remaja perempuan terjebak hubungan beracun (toxic). Mereka pada umumnya telah dirugikan secara seksual.

Perempuan remaja atau dewasa yang menjalankan hubungan pacaran, mengalami kekerasan seksual saat pacaran. Lalu, perempuan dewasa yang sudah menikah, mengalami kekerasan dalam perkawinannya, mereka juga tidak mampu memperjuangkan kepuasan seksualnya sebagai istri dan sekian persoalan lain yang ditimbulkan karena ketidakpahaman kita tentang pendidikan seks. 

GAMBAR: @SAVE_JANDA & @PEREMPUANBERKISAH

Nah, pada Sabtu (15/8/2020), Komunitas Perempuan Berkisah dan Save Janda menggelar diskusi “Mengupas Tuntas Mengenai Orgasme pada Perempuan, Mitos vs. Fakta”. Diskusi yang diadakan secara online ini menghadirkan dua narasumber berkapasitas dan kompeten dalam mengupas tuntas soal pentingnya pendidikan seks. Dua narasumber ini adalah Firliana Purwanti (politisi & pemerhati isu pemberdayaan perempuan) dan Pangesti Bernardus (Aktivis Perempuan dan Praktisi Komunikasi).

Diskusi ini merupakan salah satu program #SexEd kolaborasi Komunitas Perempuan Berkisah dan Save Janda. Program ini juga bagian dari program “Belanja Untuk Cinta: Belanjar Sambil Berdonasi”. 

Pentingnya Remaja Menghormati dan Menghargai Diri dan Anggota Tubuhnya

Berdasarkan sejumlah kasus yang selama ini didampingi oleh Komunitas Perempuan Berkisah, persoalan remaja yang terjebak relasi toxic menunjukkan bagaimana remaja belum mampu menghormati dan menghargai tubuhnya. Pemahaman tentang bagaimana memahami dan menghargai sexual consent (persetujuan untuk melakukan aktivitas seksual), pun masih belum banyak dipahami remaja, bahkan orang dewasa. 

Menurut Firliana Purwanti, penting bagi remaja kita menghormati dan menghargai diri dan anggota tubuhnya. Pendidikan tersebut perlu diajarkan sesuai level pemahaman dan kematangan si anak. 

Dari pernyataan Firli, yang perlu dipahami masyarakat adalah bagaimana mengubah stigma seakan pendidikan Kespro dan Seks itu tentang bagaimana berhubungan seks. Lebih dari itu yaitu pemahaman yang tepat  bagaimana menjaga, membersihkan, serta merawat organ reproduksi khususnya untuk perempuan. 

Kasus-kasus bagaimana remaja melakukan hubungan intim di usia remaja, pun semakin meningkat. Menurut Pangesti Bernardus, para remaja itu terlalu polos dan masih labil. Selain itu, biasanya faktor psikologis juga mempengaruhi keputusan mereka dalam melakukan sesuatu. Misalnya seperti anak-anak yang kurang tercukupi kebutuhan emosionalnya, biasanya lebih mudah terjerumus dalam pergaulan bebas, yang berujung pada risiko terpapar dampak negatif dari hubungan seksual. 

Pendidikan Seksual Membangun Kepercayaan Diri Perempuan untuk Lebih Berdaya Secara Seksual 

BERHENTI RENDAH DIRI

  • Tak perlu rendah diri, apalagi takut dapat pasangan karena tidak perawan. Rendah diri cuma akan menyeret kita ke hubungan yang tidak sehat.
  • Ketika rendah diri, kita akan selalu merasa membutuhkan pasangan supaya lebih percaya diri. Bahkan, pasangan abusive pun akan dipertahankan.
  • Ketika perempuan merasa tidak bermakna, ia akan sembarangan memilih pasangan demi meningkatkan rasa percaya diri.

PERCAYA DIRI ITU PENTING, TERMASUK MEMPERJUANGKAN KEPUASAN SEKS KITA

  • Perempuan adalah makhluk sosial dengan manusia lainnya. Secara seksual ia memiliki kebutuhan primer akan kenikmatan seksual. Cara perempuan mendapatkan kenikmatan seksual pun tidak dengan satu cara saja.
  • Berdasarkan kisah dan pengalaman perempuan yang ditulis oleh Firliana Purwanti, dalam bukunya yang berjudul “The O (Orgasm) Project” (2010:112)“, dibutuhkan prakondisi bagi perempuan mencapai orgasme, yakni perlunya pengetahuan lengkap dan kritis tentang kesehatan reproduksi (Kespro) dan kesejahteraan seksual, termasuk orgasme perempuan.

BERDAYA SECARA SEKSUAL, KENAPA TIDAK?

  • Selain itu, komunikasi dan keterbukaan dengan pasangan akan memudahkan proses mendapatkan orgasme. Jika semua prakondisi itu terpenuhi, semoga tidak hanya 29% perempuan mengalami orgasme, tapi lebih. 
  • Terbangun suatu kesimpulan bahwa ada korelasi antara kepuasan seksual dan seberapa jauh perempuan itu berdaya.
  • Ketika seorang perempuan mencapai orgasme, bisa dipastikan perempuan tersebut memiliki relasi yang setara. Ia percaya diri dengan identitas seksualnya, berani memilih pasangan sendiri (bebas dari paksaan sendiri), memiliki pengetahuan yang lengkap tentang seks, dan yang pasti bebas dari kekerasan. Penting bagi perempuan memperjuangkan kenikmatan seksualnya.

PENTING BONGKAR MITOS TABU-TABU SEKSUALITAS PEREMPUAN

  • Kenikmatan seksual adalah kebutuhan nyata setiap orang, termasuk perempuan. Cerita orgasme perempuan dalam buku yang ditulis Firli menunjukkan hasrat dan kenikmatan seksual sangatlah luas dan beragam. hasrat kenikmatan itu sangatlah luas dan cair.
  • Tabu-tabu terhadap seksualitas perempuan adalah malapetaka yang membisukan pengalaman seksualitas perempuan untuk mendapatkan kenikmatan atau orgasme. Karena itu, mari kita bongkar seputar tabu seksualitas perempuan karena untuk mendapatkan orgasme, syaratnya bukan harus menjadi perempuan baik-baik atau perempuan tidak baik-baik, melainkan percaya diri sendiri, berdaya, dan punya pengetahuan. Jangan takut disebut perempuan nakal karean bicara tentang seks.

PERCAYA DIRI DAN BERMAKNA

  • Rasa percaya diri dan bermakna, apapun statusnya, adalah modal utama untuk menikmati seks. Heteroseks atau homoseks, gemuk atau kurus, tidak perawan atau positif HIV, setiap manusia tetap individu utuh yag mempunyai makna dalam hidup.
  • Gunakan alat kontrasepsi, ini Penting! Terutama kalau belum siap menjadi orangtua dan mencegah penyakit menular seksual.
  • Kalau ternyata hamil di luar rencana atau terkena infeksi seksual menular, silakan kontak lembaga yang bisa memberikan konseling. Keputusan  untuk meneruskan atau menghentikan kehamilan adalah keputusan kamu. perempuan punya hak atas tubuhnya sendiri.