Pengalaman membuat saya menjadi semakin dewasa untuk berpikir mana yang bisa membuat saya bahagia; tidak terlalu mendengarkan kata-kata orang orang terhadap saya; tidak berpatokan kepada orang lain untuk menimbulkan rasa percaya diri; selalu bersyukur kepada apa yang telah Tuhan berikan kepada saya; tidak terlalu banyak mengeluh tentang penampilan saya; dan melakukan hal-hal yang saya sukai dan yang menurut saya nyaman untuk diri saya; serta, saya mencoba untuk selalu mencintai diri saya sendiri bagaimanapun penampilan saya.
Kaniya Putri Roberto
Pada saat saya menginjak umur di 16 tahun, saya mulai masuk kepada fase remaja perempuan yang mementingkan penampilan luar untuk mencapai kebahagiaan, seperti cara berpakaian seorang remaja perempuan pada umumnya.
Ketika Saya Mencoba Menjadi “Sempurna” Menurut Versi Orang Lain
Saya pun mulai mengidentifikasi bentuk tubuh yang menurut saya adalah tipe ideal, memulai merawat tubuh dengan baik, serta mencoba skincare untuk menunjang penampilan saya, saya juga selalu mencari referensi referensi dari orang yang menurut saya tipe ideal yang saya idamkan. Bukan hanya itu saja masih banyak hal hal lain yang saya lakukan untuk menunjang penampilan saya.
Awalnya saya berpikir bahwa penampilan luar adalah hal paling penting untuk diri saya karena teman teman saya selalu membicarakan seseorang lewat dari penampilan luar atau fisik mereka dan menurut saya sangat banyak orang orang yang terkenal ataupun dipandang orang orang di sosial media karena penampilan fisik mereka dan terlihat sangat bahagia sebagai remaja wanita.
Karena saya melihat mereka yang dipandang oleh orang lain seperti itu, saya mulai berpikir untuk mengikuti hal hal yang menurut saya ideal, ingin terlihat lebih kurus, ingin menggunakan baju yang sedang trend, ingin terlihat lebih cantik, ingin terlihat bagus di foto , dan lain lain. Tetapi ketika saya berada di depan orang lain, saya merasa saya memiliki kekurangan yang sangat banyak, rasa malu, rasa ada sesuatu yang kurang di diri.
Komentar Orang Lain Membuat Saya Tidak Percaya Diri
Komentar orang lain terhadap penampilan saya membuat timbulnya rasa tidak percaya diri kepada diri saya sendiri serta kurang bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada saya. Saya selalu menyalahkan diri saya sendiri atas kekurangan kekurangan yang saya miliki dan selalu memikirkan apa yang orang lain katakan tentang penampilan saya. Terkadang saya merasa sedih dan membuat stress karena mengapa saya tidak bisa menjadi seperti dia tipe ideal yang saya inginkan sedangkan orang lain bisa seperti dia dengan mudah.
Perempuan di Luar Sana Mungkin Memiliki Perasaan Seperti yang Saya Rasakan
Saya juga banyak berpikir bahwa para perempuan di luar sana memiliki perasaan yang sama dengan saya dan mencoba untuk memiliki penampilan yang sempurna sesuai dengan tipe idealnya, banyak juga orang orang berlomba lomba untuk memperbaiki penampilannya agar semakin dipandang oleh orang orang lain dan saya adalah salah satu orang yang ikut dalam “lomba” tersebut.
Menurut saya kesempurnaan seorang perempuan terletak di penampilannya dan dengan memperoleh kesempurnaan tersebut saya akan menjadi salah satu manusia yang bahagia. Semakin saya melihat orang orang ideal itu, semakin saya ingin menjadi seperti orang tersebut dan merasa saya makin terlihat tidak ada apa apanya.
Saya ingin menjadi “lebih” terus menerus serta selalu merasa ada yang kurang dalam hidup saya, kemudian menjadi perempuan yang ingin dilihat oleh orang sempurna. Hal hal yang saya tidak sukai dan tidak nyaman bagi saya tetap saya coba walaupun menyiksa saya dalam hal kesehatan mental.
Saya Mulai Mencoba Melawan Tekanan Orang di Sekitar
Banyak tekanan tekanan dari orang sekitar kita pun yang membuat saya merasa bahwa penampilan adalah hal yang penting apalagi kita seorang wanita dan sangat diinginkan. Saya pernah mencoba untuk berani melawan rasa ketidakpercayaan diri saya tetapi akhirnya tetap sama dan merasa ingin benar benar merubah diri saya, pikiran negatif pun terus terbayang bayang di pikiran saya, walaupun saya ingin mencoba melawan rasa ketidakpercayaan diri saya tetapi saya masih punya pikiran negatif hasilnya akan selalu sama saja.
Pikiran negatif juga salah satu faktor yang membuat saya akan mendapatkan hasil apa, saya akan menjadi orang yang apa saya pikirkan. Apabila saya sudah berpikiran negatif tentang apa yang akan terjadi kemungkinan besar saya akan menjadi apa yang saya pikirkan.
Setiap orang juga pasti memiliki sisi negatif dalam dirinya, tetapi terkadang saya hanya melihat sisi positif dari orang tersebut yang membuat saya ingin menjadi orang yang positif dengan mengikuti penampilan dan gaya hidup orang tersebut. Tetapi setiap orang memiliki cara yang berbeda beda untuk mengekspresikan sikap positifnya tersebut dan saya tidak menyadari akan hal itu, saya hanya berpikir bagaimana saya memperbaiki penampilan saya seperti orang itu agar terlihat bahagia dan orang yang positif.
Saya sangat membenci hal-hal yang menurut saya itu tidak sesuai dengan tipe ideal saya, rasa tidak percaya diri pun muncul dan membuat saya semakin merasa jauh di bawah kriteria orang orang lain. Tetapi dengan perkembangan usia saya yang semakin bertambah, semakin lama saya mulai berpikir bahwa apakah memang betul penampilan luar adalah yang paling penting untuk semua orang mencapai suatu kebahagiaan.
Saya juga mulai mencari tahu bahwa semua orang memiliki kebahagiaannya masing masing dan setiap orang memiliki kekurangan dalam dirinya masing masing dan saya mulai menyadari bahwa jangan karena melihat orang lain itu ideal kita harus seperti mereka, serta kita mengikuti cara kebahagiaan orang lain tersebut.
Yakinlah, Kita Memiliki Ukuran Kebahagiaan yang Tak Harus Sama
Mungkin memang kesempurnaan dalam segi penampilan adalah hal yang sangat diinginkan setiap wanita di manapun dan kapanpun, tetapi menurut saya itu tidak bisa dijadikan patokan rasa kebahagiaan saya sendiri. Rasa percaya diri, tidak bersyukur, rasa ada sesuatu yang kurang di diri kita adalah hal yang sangat biasa dimiliki setiap orang tetapi bagaimana saya menyikapi hal hal tersebut dan menutupinya dengan kelebihan kelebihan yang saya miliki.
Dari hal tersebut saya berpikir bahwa orang lain yang selalu terlihat bahagia belum tentu benar benar bahagia kemudian saya menyadari bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh komentar dari orang orang kepada saya, kebahagiaan bisa saya peroleh dengan hal hal kecil yang tidak membuat saya tidak nyaman, tidak malu, dan tidak percaya diri.
Pengalaman ini membuat saya menjadi semakin dewasa untuk berpikir mana yang bisa membuat saya bahagia; tidak terlalu mendengarkan kata-kata orang orang terhadap saya; tidak berpatokan kepada orang lain untuk menimbulkan rasa percaya diri; selalu bersyukur kepada apa yang telah Tuhan berikan kepada saya; tidak terlalu banyak mengeluh tentang penampilan saya; dan melakukan hal-hal yang saya sukai dan yang menurut saya nyaman untuk diri saya serta saya mencoba untuk selalu mencintai diri saya sendiri bagaimanapun penampilan saya.
Saya pun Menemukan Jati Diri Saya yang Sebenarnya
Mungkin memang waktu dari proses saya untuk menemukan arti dari kebahagiaan kita tidak cepat, tetapi dari proses tersebut kita bisa mengetahui hikmah dari masalah tersebut yaitu apa yang benar-benar membuat kita bahagia. Saya juga menjadikan proses tersebut sebagai pengalaman yang berharga untuk saya sendiri ke depannya untuk menyikapi sesuatu di kemudian hari. Dari pengalaman ini juga saya belajar hal-hal baru serta pahitnya kehidupan. Saya juga merasa bahwa dari pengalaman ini saya memiliki jati diri yang baru, yang tentunya lebih dewasa dan lebih bisa menyikapi sesuatu dengan semakin baik.