Mengontrol Diri, Tidak Gampang Reaktif & Merespon dengan Sadar

Mengontrol Diri, Tidak Gampang Reaktif & Merespon dengan Sadar

Belajar mindfulness adalah belajar untuk mampu mengambil kendali diri kita sendri dan melakukan kebiasan baru yang baik

Disampaikan oleh Kurniady Halim, Founder dan Fasilitator Komunitas Meditasi, Mindfulness fo Life, Certified Yoga Teacher pada acara IAA Enchanting Mind 2021
Live Via Zoom, 6 Februari 2021 yang diselenggarakan oleh Indonesian Aromateraphy Association

Kita terbiasa dengan kebiasaan overthinking, kita cenderung sering terbawa ombak memikirkan masa lalu, jika kita melakukan kesalahan, kita selalu terbawa dengan penyesalan yang ada, merasa bersalah dengan itu semua serta terbawa ke masa depan.

Kita juga terbawa dengan perencanaan yang kita lakukan setiap hari. Kita sudah mulai menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas, sedari kita membuka mata di pagi hari, melihat dan memikirkan banyak. Hal-hal inilah membawa kita ke kebiasaan yang sibuk sehingga memicu kecemasan dan stress. Ada bagian otak kita yang membuat kita sibuk secara naluri. Keadaan dimana otak kita selalu sibuk memikirkan banyak hal akan memberikan pengaruh buruk otak kita. 

Kebiasaan cemas dan stress membuat otak kita menjadi tidak produktif, menciut, menghasilkan hormon yang tidak menyehatkan dan banyak penyakit akan datang.

Diri kita yang telah terbawa dengan kesibukan, mengalami cemas dan stress, biasanya menjadi reaktif dengan keadaan. kita kerap kali menunjukkan reaksi marah kepada seseorang saat orang itu melakukan sesuatu yang tidak kita sukai. Namun, 6 detik setelah kita marah biasanya kita juga akan merasa menyesal atas tindakan yang kita ambil.

Melakukan Jeda dengan Mindfulness 

Ada sebuah teori yang dikenal dengan nama The Six Seconds Model atau Model Enam Detik. Teori  ini ditemukan melalui penelitian yang dilakukan oleh perusahaan bernama Six Seconds yang berfokus pada peningkatan kesadaran tentang Emotional Intelligence.  

Model Enam detik adalah sebuah proses untuk menerapkan keterampilan kecerdasan emosional ke dalam tindakan. Secara singkat teori ini menjelaskan bahwa dibutuhkan 6 detik untuk kita sadar dengan apa yang telah kita lakukan, dan untuk bisa melakukan jeda tersebut kita memahami tentang Mindfulness.

Mindfulness adalah jenis meditasi yang berfokus pada mengenal apa yang sedang dirasakan dengan melibatkan kesadaran. Istilah Mindfulness mulai dikenal sejak Daniel Goleman, seorang penulis buku terkenal, mempopulerkan konsep Emotional Intelligence (EQ). Mindfulness merupakan topik yang banyak dibahas dalam materi EQ.

Dengan mempraktekkan mindfulness, kita akan mampu mengontrol diri, tidak bereaksi atau reaktif terhadap suatu  keadaan yang terjadi, tapi meresponnya dengan sadar.

Mindfulness Perlu Dilatih

Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Jika kita terbiasa dengan hal yang jujur, maka kita akan menjadi orang yang jujur. Jika kita melatih mind and soul kita dengan mindfulness, hasilnya  sama seperti berlatih otot bicep di gym secara rutin, akan membuat otot bicep kita berubah bentuk dan semakin kuat.

Otak punya prinsip:  use it or lose it. Jika kita tidak melatihnya, maka otak kita akan menciut 

Otak kita memiliki kemampuan luar biasa mengubah dirinya sendiri atau yang dikenal dengan istilah neuroplastisitas. Seperti botol kemasan, otak dapat dibentuk sesuai dengan apapun.

Demikian pula halnya saat kita rutin berlatih mindfulness. Dalam kondisi berlatih, kita membentuk kebiasaan baru, otak kita di bagian syarat kita pun akan membangun saraf yang baru. Neurotransmitter akan bekerja lebih cepat, kemudian otak kita akan dibangun menjadi lebih komplit.

Melatih mindfulness dengan kebiasaan yang baru akan menghindari kita dari kecemasan dan stress, kita bisa Menerapkan kebiasaan baru, merubah perilaku dan tidak membiarkan diri kita terbawa atau dikuasai dengan auto pilot yang kita miliki, maka otak kita juga ikut berubah.

Meditasi untuk mendapatkan Mindfulness

Rahasia besar dari meditasi adalah mampu membawa pikiran kita menjadi rileks tapi dalam waktu yang bersamaan tetap bisa fokus dan stabil. Maka, lakukanlah meditasi dengan santai tapi tetap waspada. Dengan latihan yang cukup dan dilakukan secara rutin, kita bisa membawa diri kita pada suatu kondisi yang diinginkan serta bertahan dalam waktu yang lama.

Meditasi menghasilkan tiga kualitas yang luar biasa untuk pikiran kita, yaitu ketenangan kejelasan dan kebahagiaan.  Seperti panci yang berisi air dengan sedimen. Ketika air itu digoncangkan, air akan tampak kotor. Jika air tetap tenang, air akan menjadi tenang, tampak jernih karena sedimennya mengendap ke bawah.