#SaveJanda adalah sebuah komunitas yang hadir dengan tujuan untuk memberdayakan para janda dan membantu mereka dari segi psikologi, ekonomi serta meminimalisir stigma dan label negatif para janda yang masih ada di masyarakat.
#SaveJanda
Selasa, 24 November 2020 adalah hari bersejarah bagi gerakan sekaligus komunitas yang didirikan oleh Mutiara Proehoeman. Benar, hari ini adalah hari didirikannya gerakan #SaveJanda. Pada umumnya, menyandang status janda terkadang dianggap aib, hanya karena perempuan sudah tidak lagi memiliki suami. Baik janda cerai maupun ditinggal mati.
Jangan Malu Menjadi Janda
Melalui gerakan #SaveJanda, Mutiara dalam berbagai forum dan kampanye medianya, menegaskan bahwa perempuan seharusnya tak perlu malu lagi menyandang status janda sebab menjadi janda itu merupakan takdir dari Allah. Apalagi saat ini sudah ada komunitas #SaveJanda yang selalu siap memberikan dukungan moral bagi para janda yang kebingungan.
Dalam salah satu wawancaranya di okezone , Mutiara mengungkapkan bahwa dia mendirikan komunitas para janda ini bermula dari sosial media. Awalnya dia membuat sebuah grup pada 24 November 2016, isinya para janda. Kemudian berlanjut hingga akhirnya saat ini membentuk sebuah komunitas perkumpulan janda yang bernama Save Janda.
Mutiara juga menjelaskan, dibentuknya perkumpulan janda ini bertujuan untuk meminimalir label dan stigma negatif terhadap janda di lingkungan masyarakat dengan cara yang lebih baik.
Saat ini total keseluruhan anggota Save Janda sudah lebih dari 100 orang anggota dari seluruh daerah. Antara lain Jakarta, Bandung, Solo, Tangerang, Yogyakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Sulawesi Tengah, hingga Taiwan.
Ada divisi apa saja di #SaveJanda?
Berikut adalah para pengurus #SaveJanda yang juga bisa kita lihat di website resmi #SaveJanda
1. STIGMA & LABEL
Masih sering kita temui dimasyarakat pandangan negatif terhadap status janda, terutama janda cerai. Mereka dianggap kurang beruntung karena gagal dalam berumah tangga dan sering menjadi pihak yang disalahkan sebagai penyebab perceraian, dianggap kurang bisa mengurus suami, tidak setia dan masih banyak lagi.
Stigma & label negatif yang lebih parah adalah banyak masyarakat yang menganggap janda itu perempuan penggoda, genit, gampangan serta matrealistis. Kita sering melihat joke-joke yang bertebaran di masyarakat seperti “Hati-hati kepincut janda”, “Jangan belok kerumah janda dulu ya” yang mengesankan sepertinya sosok janda mudah diajak berkencan. Belum lagi diskriminasi atau kejadian tidak enak yang sering terjadi di masyarakat, seperti keluarga yang tidak mengijinkan anaknya menikah dengan janda, terutama yang sudah mempunyai anak, dan hal lainnya yang merendahkan martabat janda. Jika kita belum bisa menghilangkan, kita ingin meminimalisir stigma & label negatif janda tersebut di masyarakat luas dengan kegiatan-kegiatan positif.
2. PSIKOLOGI
Banyak dari para janda yang bercerai karena menjadi korban KDRT. Kita ingin membantu memulihkan kondisi psikologi mereka dan membuat mereka kembali bersemangat dan percaya diri untuk menempuh kehidupan. Untuk para janda yang ditinggal mati suaminya, kita juga ingin membantu mereka mengatasi duka yang melekat akibat ditinggal pergi seorang yang dikasihi. Kita membuka sesi sharing dan konsultasi serta kelas motivasi untuk para janda agar tetap optimis dan bahagia.
3. EKONOMI
Menjadi seorang janda tidaklah mudah, apalagi janda yang mempunyai anak/single mother. Selain mencari nafkah untuk keluarga mereka dituntut untuk mengurus anak-anaknya dengan baik dari segi makanan, pendidikan, dll. Kami ingin membantu para janda meringankan beban mereka dari segi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui wadah yang bisa menampung dan menyalurkan usaha atau bakat/keahlian para janda dan keluarganya. Kita juga ingin membantu para janda tua yang tidak mampu dengan memberikan donasi/charity.
Siapa Saja Anggota #SaveJanda?
Anggota #SaveJanda sendiri terbagi menjadi janda, mantan janda, dan sahabat janda. Pemberdayaan perempuan #SaveJanda memiliki beberapa divisi yang isinya adalah anggota dan yang selama ini aktif sebagai penggerak di komunitas. Mutiara juga menambahkan, ia harus memastikan jika komunitas tersebut harus fokus pada hal-hal positif seputar janda.
Berikut adalah para pengurus #SaveJanda yang juga bisa kita lihat di website resmi #SaveJanda
Mutiara Proehoeman, Founder.
Biasa dipanggil Tiara, seorang DV survivor dan mantan janda selama 14 tahun, Ia memulai gerakan #SaveJanda karena kegalauannya setelah mengalami sendiri bagaimana janda itu didiskriminasi dan bagaimana kata janda menjadi label stigma yang negatif di masyarakat. Janda dibilang pengganggu rumah tangga, janda itu gatel, dan lain-lain. Disamping pengalamannya berjuang bertahan hidup sebagai janda dan menghidupi dua anaknya. Karena itu dia ingin membantu para janda lain untuk meringankan beban hidup mereka dan meminimalisir stigma & label negatif terhadap para janda serta membuat mereka lebih percaya diri. Selain aktif mengkampanyekan gerakan #SaveJanda, pemberdayaan perempuan & kesetaraan gender dan sering menjadi nara sumber, Tiara juga seorang yang jago masak dan mempunyai usaha kuliner.
Asep Suaji, Co Founder.
Seorang stand-up comedian dan aktor, pernah mengisi beberapa acara di televisi dan film komedi layar lebar. Selain stand-up comedy dan akting, sekarang aktif di event organizer dan komunitas #SaveJanda. Sangat bersemangat membantu kegiatan #SaveJanda sebagai #sahabatJanda karena awalnya mengenal beberapa teman janda yang mengalami kesulitan hidup, terutama dibidang ekonomi. Mereka selain kesulitan mencari nafkah, juga mempunyai kewajiban untuk menghidupi dan mengurus anaknya. Semoga #SaveJanda bisa menjadi wadah bagi para janda untuk menampung keahlian ataupun usaha para janda, menyerap tenaga kerja serta membantu dalam hal pemasaran dan networking yang pada akhirnya bisa mendorong kesejahteraan dan kebahagiaan hidup para janda. Merdeka!
#SahabatJanda
#SahabatJanda adalah teman-teman non janda yang bergabung dan tertarik untuk membantu gerakan #SaveJanda. Mereka membantu dengan keahlian, tenaga, pikiran maupun materi dalam kegiatan-kegiatan #SaveJanda. Terbuka untuk siapa saja yang mempunyai keinginan yang sama dengan kami dalam meminimalisir stigma negatif janda, meningkatkan kesejahteraan para janda dan men-support psikologi para janda untuk hidup lebih semangat dan bahagia. Bravo #SahabatJanda!. |