Tanggal 23 Juni setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Janda Internasional (International Widow’s Day) di seluruh dunia. PBB memulai perayaan ini sejak tahun 2011 lalu. Namun penyelenggaran hari ini diinisiasi oleh The Loomba Foundation, sebuah organisasi dari India untuk meningkatkan keawasan tentang berbagai isu janda. Tanggal 23 Juni dipilih berdasarkan tanggal Shrimati Pushpa Wati Loomba, ibu dari pendiri organisasi tersebut, Lord Loomba, menjadi janda pada 23 Juni 1954. (CNN)
Berikut adalah beberapa Sabda Janda Berdaya yang menginspirasi dan mengatakan sesama janda.
GAK USAH ANGGAP REMEH JANDA, KITA SEMUA BAKAL JADI JANDA.
Gak usah nganggap remeh janda kalian semua. Semua orang juga bakal jadi janda atau duda. Semua akan meninggalkan atau ditinggalkan. Berpisah itu pasti entah bercerai atau karena kematian. Jadi janda karena bercerai ? Tentu saja bukan aib, tapi adalah suatu pencapaian yang membebaskan. Membebaskan kita dari belenggu perkawinan yang penuh derita. Jangan malu jadi janda. Siti khodijah juga janda tapi kaya raya dan dihormati tuh! Berbahagialah kalian yang menjadi janda dan akan menjadi janda.
Selamat hari janda !
Janda bersatu tak bisa dikalahkan!
@yurriiiiiiii ( Aktivis Perempuan )
MENGHINA JANDA, BERARTI MENGHINA SELURUH PEREMPUAN DI DUNA
Perempuan single parent (janda) seringkali mendapatkan pelecehan verbal dan pelecehan seksual, tapi banyak yang memilih diam. Tahu kenapa??? Karena masyarakat kita akan sangat mudah mengatakan “ya maklum aja, kan janda genit, gatel, makanya digituin sama cowok-cowok”. Asli bila mendengarkan itu, pengen rasanya saya membalasnya dengan mangatakan “ketika kamu mengatakan itu, sama artinya kamu mengatakan hal yang sama kepada Ibumu, Nenekmu, Mbakyumu, adekmu atau bahkan anak perempuanmu.
Sekali kalian menghina perempuan, pada dasarnya kalian telah menghina seluruh perempuan di dunia, menghina seluruh perempuan yang telah bertaruh nyawa melahirkan kalian. I am a single parent and I stand by all women.
@ninikwafiroh | Aktivis Perempuan | Pernyataannya dikutip dari artikelnya di @rahmadotid yang berjudul “Stereotip yang Salah Pada Perempuan Single Parent”
Jangan pernah takut menghadapi hidup, termasuk menjadi janda jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Sebagai janda, saya sering dianggap gampangan. Sebab saat saya menjadi janda mereka berpikir bahwa saya mudah diajak one night stand oleh orang-orang di kantor saya dan teman-teman saya sendiri.
Lalu puncaknya saat saya ‘dilecehkan’ oleh salah satu petugas pemerintahan saat sedang mengurus dokumen pribadi. Pada saat itu petugas tersebut bersuara dengan suara keras saat membaca kartu identitas saya, ‘Oh jadi Mbak Janda!’ sehingga seorang perempuan di belakang saya yang sedang mengantri langsung mendekap suaminya bergitu erat seakan-akan saya akan merebut suaminya. Padahal tidak sama sekali. Itulah awalnya saya memutuskan membentuk Save Janda yang bermula dari social media campaign pribadi.
Follow your heart, intuition, and insting. Also be realistic. Check background termasuk social media-nya. Berkenalan baik dengan keluarganya, cari tahu langsung dari teman-temannya, perhatikan sikapnya kepada kita secara seksama dan jangan asal main perasaan saja. Jangan pernah takut menghadapi hidup, termasuk menjadi janda jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sebab Tuhan selalu bersama dan membantu hamba-hambanya dalam keadaan apapun.
@mutiaraproehoeman | Founder @save_janda | Pernyataannya dikutip dari https://lifestyle.okezone.com
“STOP SEKSUALISASI JANDA”
Saya janda dua macam, janda ditinggal almarhum suami dan janda cerai. Lucu juga ya, gue bikin podcast, namanya Janda Becanda. Bukannya bersedih, murung, tapi kita bisa ketawa, mencoba merekah ulang situasi batinnya saat itu. Bahwa ada musibah, masih ada suatu hal yang tragedi, tapi kita tetap bisa ketawa. Dan menertawakan diri sendiri supaya tidak terlalu beratlah beban yang dilalui pada masa-masa perceraian pada saat itu. Guyonnya itu obatnya, guyonnya itu pelipur laranya.
Kita kurangilah tangisannya, biar curcolnya nggak terlalu berat. biar curhatnya agak ringan saja. Jadi saya mau berbagilah, apa sih yang dipetik dari pengalaman kemarin (saat dirinya atau orang lain yang bercerai dengan suami), mungkin ada faedah bagi orang lain.
Intania Fajar | Founder @jandabecanda| Pernyataannya dikutip dari artikel “Hari Perempuan Internasional: ‘Stop seksualisasi janda!’ Melawan stigma negatif janda” melalui TEMPO.