Emma Poeradiredja: Perempuan Pejuang Nasib Buruh Kereta Api Indonesia

Emma Poeradiredja: Perempuan Pejuang Nasib Buruh Kereta Api Indonesia

Emma Poeradiredja (Emma) merupakan sosok perempuan penting dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Emma sempat menjadi direktur perburuhan dan pelopor yayasan-yayasan sosial yang aktif membuat wadah perlindungan jaminan kecelakaan maupun jaminan kematian bagi buruh atau karyawan yang bekerja di PT KAI. Semangat peduli terhadap kaum buruh membuat Emma tetap bisa bertahan. Meskipun tantangan seperti identitasnya sebagai pribumi dan perempuan di dunia dominasi laki-laki tidak bisa terelakkan.

Sedari dulu nama-nama pahlawan atau tokoh perempuan di Indonesia masih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Sebut saja nama-nama pahlawan perempuan populer seperti RA Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, dan sebagainya.

Mungkin jarang yang bisa menyebutkan sepuluh pahlawan perempuan dengan cepat, dibandingkan menyebutkan sepuluh pahlawan laki-laki. Tidak diragukan lagi, para pahlawan perempuan di Indonesia banyak berkontribusi atas pergerakan perempuan di zaman penjajahan.

Ada baiknya apabila para perempuan yang hidup di zaman sekarang, lebih mengenal lebih banyak tokoh perempuan di masa lampau. Setidaknya lebih mengerti tentang pentingnya peran dan perbuatan-perbuatan besar yang bisa dilakukan perempuan. 

KISAH EMMA: PEREMPUAN PEJUANG ASAL SUNDA

Mari melipir sejenak ke tanah orang Sunda di Jawa Barat. Ada seorang tokoh perempuan yang namanya masih belum banyak dikenal oleh generasi zaman sekarang. Nama perempuan itu adalah Emma Poeradiredja. Setidaknya dengan nama itulah Emma ingin dikenang.

Emma lahir di Kuningan, 13 Agustus 1902. Beliau lahir dari keluarga bangsawan. Nama lengkap Emma adalah Nyi Raden Rachmatu’ lhadiyah Poeradiredja. Ayahnya seorang akademisi, aktivis dan sempat menjadi Residen Priangan di tahun 1945. Emma adalah anak perempuan pertama dan satu-satunya dari empat bersaudara.

Pendidikan Emma saat itu sangat unggul dibandingkan dengan para perempuan atau bahkan laki-laki yang hidup di tahun 1900an. Beliau menamatkan pendidikan setara SMA dan sempat menempuh pendidikan di University of Wisconsin, Amerika selama enam bulan. Sosok perempuan cerdas dan aktif berorganisasi, itulah sosok Emma Poeradiredja. 

PEMIKIRAN EMMA: LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SETARA DAN TANGGUH DALAM MEMIMPIN

Kegiatan aktivisme dan organisasi sudah mulai ditekuni Emma sejak masa mudanya. Sejak di bangku SMP (MULO), Emma aktif dalam Perkumpulan Pelajar Pribumi. Dalam kegiatan aktivismenya, Emma meyakini bahwa perempuan dan laki-laki adalah setara dan perempuan bisa memimpin serta tangguh.

Gagasan ini Emma dapat sejak masuk dalam organisasi Jong Java di tahun 1918. Lalu delapan tahun berikutnya, di tahun 1926, Emma menjadi ketua organisasi JIB (Jong Islamieten Bond) Bandung dan Ketua Natipij (National Islamieten Padvinderij). 

Seorang perempuan muda berdiri tangguh memimpin organisasi kepemudaan yang mayoritas anggotanya adalah laki-laki. Pemimpin perempuan yang bisa mengambil keputusan dan menjadi tempat bertukar pikiran.

Tidak banyak yang tahu bahwa kecakapan memimpin seorang Emma Poeradiredja membawa perempuan pada saat itu menjadi kuat dan bersatu. Sehingga pada tahun 1927, berdirilah organisasi Dameskring atau organisasi khusus intelektual perempuan. Organisasi ini berfokus pada pencapaian cita-cita persatuan Indonesia. 

TOKOH PENTING DALAM KONGRES PEMUDA I & II

Emma juga merupakan tokoh perempuan penting dalam Kongres Pemuda I – Kongres Pemuda II. Dia juga turut andil dalam kisah dibalik Hari Ibu yang sampai sekarang diperingati pada setiap tanggal 22 Desember. Bagi Emma, Hari Ibu itu bermakna inklusif terhadap semua perempuan, tidak hanya seorang Ibu yang melahirkan dan mempunyai anak secara biologis. Emma yakin dan percaya bahwa perempuan Indonesia merupakan Ibu Bangsa. 

Semangat Emma tentang pentingnya peran perempuan bagi kemajuan suatu bangsa, menjadi spirit dalam nafas perjuangannya. Sesungguhnya masih banyak kiprah Emma dalam dunia organisasi yang pada saat itu banyak didominasi oleh laki-laki.

SOSOK PENTING DALAM PERKERETAAPIAN INDONESIA

Sosok Emma Poeradiredja juga merupakan sosok perempuan penting dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Banyak yang mungkin familiar dengan foto Beliau namun sedikit yang mengenal namanya. Emma saat itu bekerja di PT Kereta Api Indonesia (nama sekarang).

Emma sempat menjadi direktur perburuhan dan pelopor yayasan-yayasan sosial yang aktif membuat wadah perlindungan jaminan kecelakaan maupun jaminan kematian bagi buruh atau karyawan yang bekerja di PT KAI. Semangat peduli terhadap kaum buruh membuat Emma tetap bisa bertahan. Meskipun tantangan seperti identitasnya sebagai pribumi dan perempuan di dunia dominasi laki-laki tidak bisa terelakkan.

Kiprah Emma Poeradiredja semasa hidupnya sangat menginspirasi banyak perempuan bahwa sesungguhnya perempuan bisa memimpin dan membawa semangat kesetaraan di dalam dunia dominasi laki-laki. Menjadi pemimpin dalam banyak organisasi menjadikan Emma sebagai sosok yang bisa diteladani bagi perempuan zaman sekarang.

PERAN PEREMPUAN DI MATA EMMA

Emma percaya bahwa posisi perempuan dalam masyarakat harus berubah, kaum ibu pada zaman sekarang harus ikut menjadi penyangga, ikut menanggung segala kondisi masyarakat, ikut berikhtiar, ikut bekerja bagi kemuliaan bangsa (E. Poeradiredja, 1940: 135).

Semangat Emma yang tidak pernah padam untuk menginspirasi perempuan. Dia bukan hanya sebagai pemimpin, namun juga pembawa kemuliaan bagi bangsa. Patutlah menjadi poin penting dalam memberikan semangat kepada sesama perempuan. 

Emma Poeradiredja tidak hanya sosok aktivis perempuan dari Sunda, Emma hidup untuk memberikan teladan dan memberikan cahaya yang pada akhirnya akan dilihat oleh para perempuan di masa sekarang sehingga bermimpi untuk menjadi pemimpin dan tokoh teladan masyarakat adalah sangat mungkin.

Itu semua tidak hanya bisa dilakukan oleh laki-laki namun perempuan juga punya hak dan kemampuan yang setara untuk ikut bekerja bagi kemuliaan bangsa. Emma Poeradiredja wafat di usia 73 tahun di Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung. []

======

Penulis, secara khusus, berterima kasih kepada Neneng Yanti Khozanatu Lahpan. Beliau merupakan peneliti Emma Poeradiredja yang telah sangat baik berkisah tentang perjuangan sosok Emma sehingga eksistensi Emma Poeradiredja bisa menginspirasi sampai sekarang.